Search By Category

Search By #Topic

Tutor E-mas: Bertempur Dengan Cuaca




Apa jadinya bila seorang pengajar yang telah susah payah berangkat menerjang badai untuk mengajar namun tidak ada satupun murid hadir di kelas? Pasti akan sangat sedih dan kecewa perasaannya.

Beruntung hal tersebut tidak terjadi dihari perdana berlangsungnya program belajar Bahasa Inggris gratis, English-Massive. Minggu (06/02/2016) kemarin untuk pertama kalinya program ini dimulai, bertempat di sebuah sekolah PAUD bernama Insan Madani Jl. Karang Anyar No 14 RT 04 RW 01. Ada pengalaman yang berkesan dari para Tutor di sana, sebutan bagi para pengajar di program English-Massive.

Proses belajar yang dimulai pukul 18.30 WIB ini sempat menimbulkan kekhawatiran di hati para Tutor yang hendak mengajar di tempat tersebut. Bagaimana tidak, pasalnya sepanjang sore hujan yang cukup deras tengah mengguyur seluruh wilayah Kota Kediri. Pada awalnya mereka khawatir jika partisipan yang kebanyakan anak-anak dan remaja akan enggan hadir karena hujan tak kunjung reda. Namun, rasa khawatir itu hilang saat mereka tiba dan melihat jumlah partisipan yang telah datang nampak tidak sabar untuk masuk ke dalam kelas. Bahkan ada partisipan yang mengaku telah menunggu kedatangan para Tutor E-Mas singkatan dari English-Massive sejak pukul 18.00 WIB. Ini membuktikan bahwa kelompok belajar yang memiliki nama Tambah Pinter ini sangat antusias menyambut program cemerlang terbaru milik Pemerintah Kota Kediri ini.

Cuaca yang buruk tidak menjadi penghalang bagi para Tutor dan partisipan untuk mengikuti program E-Mas. Meski pada kenyataannya jumlah partisipan masih belum lengkap sesuai dengan jumlah data yang telah terdaftar, namun jumlah yang tidak hadir hanya sekitar 15%. Bahkan ditengah-tengah proses belajar terus berdatangan ibu-ibu dan bapak-bapak yang mengantarkan serta ikut menyaksikan putra-putri mereka belajar bersama para tutor E-Mas. Ini menunjukkan bahwa bagi warga lebih baik datang terlambat daripada melewatkan kesempatan “emas” untuk mengikuti program belajar Bahasa Inggris gratis yang telah disiapkan jauh-jauh hari oleh Pemkot Kediri. Hal inilah yang kemudian menjadi bukti bahwa warga Ngronggo percaya jika mereka tengah mengikuti sebuah program milik Pemkot Kediri yang berkualitas meskipun masih lewat putra-putri mereka, ini dikarenakan belum adanya partisipan dengan usia dewasa.

Di kelompok belajar Tambah Pinter, partisipan dengan usia anak-anak terlihat cenderung lebih aktif bila dibandingkan dengan usia remaja. Menurut salah satu Tutor kelas remaja bernama Jelika Marwati, partisipan yang berada di kelas remaja tampak lebih malu-malu karena bagi usia remaja terkadang emang butuh proses adaptasi untuk mengakrabkan diri dengan orang baru jadi wajar kalau mereka terlihat lebih anteng. Sedangkan partisipan di kelas anak-anak tampak cenderung sangat aktif dan terlihat penuh semangat. Inilah sebenarnya yang menjadi salah satu tantangan bagi para tutor untuk bisa memberikan pengajaran secara maksimal. Para tutor sebenarnya hanya perlu menerapkan apa yang telah mereka dapatkan dari proses pembekalan jauh-jauh hari sebelum dimulainya program E-Mas ini. Mereka harus siap berjuang demi kesuksesan kedepan program di Kota Kediri tercinta ini.

Kegiatan para Tutor E-Mas sendiri di tiap-tiap lokasi tidak serta merta dilepas begitu saja oleh Pemkot Kediri. Setiap lokasi diberikan 1 pendamping Tutor yang berbeda-beda yang disebut dengan Master Tutor, tugas Master Tutor di sini adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja para Tutor. Hal ini dimaksudkan agar kemampuan para Tutor bisa tetap terjaga secara maksimal dengan adanya evaluasi dan juga bimbingan dari Master Tutor di masing-masing lokasi.

Dalam kesempatan yang sama, para Tutor bersama dengan pendamping dan Kasubag Sungram Dinas Pendidikan Kediri Bapak Chevy Ning Suyudi menghadiri undangan acara pertemuan rutin antara Lurah dengan beberapa ketua RW dan RT di seluruh daerah Ngronggo. Pada kesempatan tersebut, Bapak Chevy selaku penggagas program E-Mas di Kota Kediri sempat menyampaikan satu hal. Program E-Mas ini memang merupakan sebuah program bebas pungutan biaya, namun beliau juga mengatakan bahwa program ini memang gratis tapi tidak murahan. Itulah yang membuat para Tutor E-Mas harus siap membuktikan kata-kata yang diucapkan oleh Pak Chevy saat itu.

Pada acara yang sekaligus menjadi acara penyambutan Tutor E-Mas tersebut nampak Bapak Lurah Ngronggo Supiono dan Bapak Ketua RT 04 Eko Hari Poernomo selaku penanggung jawab kelompok belajar Tambah Pinter serta pemilik tempat belajar Bapak Heru menyampaikan sambutan yang sangat antusias dan penuh harap terhadap program E-Mas ini. Pada malam tersebut, Pak Chevy juga menyampaikan berbagai motivasi dan harapan-harapan pada program yang membuat para bapak-bapak dan ibu-ibu yang hadir saat itu sadar akan pentingnya sebuah program seperti ini. Mereka nampak sangat tertarik dengan bertanya cara mendaftarkan warga mereka agar segera bisa bergabung di program istimewa ini. Didalam pertemuan tersebut, Pak Chevy juga kembali menyampaikan bahwa Tutor di program E-Mas ini diibaratkan seperti sebuah free wi-fi hotspot namun yang diakses bukanlah internet melainkan Bahasa Inggris. Sehingga warga Kediri bisa belajar Bahasa Inggris dengan mudah, kapanpun, dimanapun dan gratis tanpa pungutan biaya.

Para Tutor berharap dengan jumlah kelompok yang masih terus bertambah, program ini akan sukses menjadikan warga Kediri “melek” Bahasa Inggris. Mereka tidak hanya akan menghadapi berbagai macam tantangan dari para partisipan namun juga dengan cuaca yang terkadang tidak bersahabat karena saat ini adalah musim penghujan. Oleh sebab itu, para Tutor harus siap dengan berbagai siasat agar para partisipan merasa rugi besar jika tak hadir di kelas. Mereka juga harus mampu membangun suasana yang menyenangkan agar kegiatan belajar tidak terasa membosankan dan para partisipan selalu senang mengikuti program E-Mas ini. Karena program belajar ini bukanlah program belajar secara formal namun juga bukan bukan abal-abal, hanya merupakan program yang fun.

Partisipan diharapkan tidak hanya sekedar tahu tetapi juga mampu menjadikan Bahasa Inggris sebagai bahasa diucapkan di kehidupan sehari-sehari. Sehingga harapan ke depan program E-Mas agar masyarakat Kediri dapat berbicara Bahasa Inggris untuk menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi Asean) bisa tercapai. Sesuai dengan apa yang diharapkan Bapak Walikota Kediri, Abdullah Abu Bakar.